Jumat, 22 Januari 2016

Mengenal dan bekerja dengan Google Chrome

Google Chrome Indonesia
Anda sudah mencoba browser web Google Chrome? Jika belum, cobalah. Tidak semua orang akan suka, memang. Tetapi bagi siapa saja yang menyukai konsep desain software minimalis dengan kemampuan maksimal, besar kemungkinan akan jatuh hati kepada Google Chrome.

Google Chrome dibangun dengan konsep dan pengertian baru tentang halaman web. Dulu, pada masa-masa awal ketika orang baru mengenal World Wide Web (WWW), yang dinamakan halaman web adalah sebuah halaman statis yang terutama hanya berisi teks dan bersifat satu arah. Anda tidak dapat melakukan apapun selain membuka sebuah halaman dan membaca isinya. Karena itu yang anda butuhkan dari sebuah browser web hanyalah kemampuan untuk memfasilitasi kegiatan membaca halaman web. Semacam text reader. Itu saja.

Kini, apa yang kita lakukan di internet bukan lagi sekadar membaca tulisan yang kering dan membosankan. Orang menggunakan browser web untuk mengecek email masuk di akun web mail mereka, menonton dan mengupload video, bermain browser game macam Travian, membuka situs-situs social media yang user generated content (UGC) macam Facebook dan Twitter. Atau bahkan melakukan kegiatan ekonomi secara virtual seperti internet banking, mengelola virtual office, atau berbagi kerja secara simultan dengan rekan yang berada di New York atau London untuk mengedit dokumen dan proyek menggunakan Google Docs.

Jika menilik aneka kegiatan di atas, semua adalah aktivitas yang lazimnya kita lakukan dengan software aplikasi yang terinstall di komputer. Mengedit dokumen office adalah pekerjaan yang biasa dilakukan dengan MS Office (Word, Excel, Powerpoint), namun kini dapat dilakukan menggunakan browser web dengan Google Docs - tentunya melalui koneksi internet. Demikian pula bermain game atau menonton video. Kini semuanya dapat dilakukan dengan aplikasi tunggal, yakni browser web. Karena itulah perkembangan teknologi menuntut kita menggunakan browser web yang tidak sekadar berfungsi sebagai alat pembaca teks, namun mampu berperan layaknya sistem operasi untuk menangani aplikasi-aplikasi web interaktif.

Google yang notabene bisnisnya terkonsentrasi di web menyadari betul realitas tersebut. Pada 2 September 2008 mereka merilis versi beta Google Chrome, yang diikuti rilis versi stabilnya pada 11 Desember 2008.

Chromium adalah proyek open source di balik Google Chrome. Bagian yang digarap Google dari proyek tersebut dirilis di bawah lisensi BSD, dan bagian-bagian lainnya dirilis dibawah lisensi open source yang lain, meliputi lisensi MIT, LGPL, the Microsoft Permissive License, dan MPL/GPL/LGPL tri-license.

"Chrome" adalah nama yang berasal dari frame GUI (Graphical User Interface) atau antarmuka web browser. Seperti halaman muka Google yang sederhana, desain Google Chrome juga bersih dan cepat di-load. Namun di balik antarmuka yang terlihat simpel tersebut, Chrome dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan browser yang tangguh dan feasible untuk menjalankan aplikasi-aplikasi berbasis web.

Berfungsi LAYAKNYA sistem operasi - namun harap dibedakan dari Google Chrome OS yang memang sistem operasi betulan, browser Google Chrome membundel empat proyek open source ke dalam satu software pack: WebKit untuk rendering engine, V8 sebagai Javascript engine, Gears untuk melayani kebutuhan para web developer, dan Chrome itu sendiri sebagai frame GUI.

WebKit Rendering Engine

WebKit adalah satu-satunya proyek open source non-Google yang disertakan dalam browser web Google Chrome. Pengembang Chrome memilih WebKit sebagai mesin rendering karena kelebihannya dalam menggunakan memori secara efisien, mudah beradaptasi dengan perangkat tambahan (embedded devices), dan mempermudah pengembang browser untuk mempelajari prinsip kerja kode program. Selain Google Chrome, WebKit juga digunakan oleh browser Apple Safari dan Konqueror.

V8 Javascript engine

Virtual engine javascript yang banyak digunakan browser sebelumnya didesain untuk bekerja dengan program-program kecil pada halaman web, menjalankan fungsi scripting yang sangat dasar dan ringan macam pop up windows kecil yang keluar dan bilang "Selamat datang, anda pengunjung kami ke xxx" saat anda membuka sebuah halaman web, atau paling banter melayani penempatan unit-unit iklan online di sebuah halaman web melalui iframe baik berupa iklan teks maupun image/flash yang berasal dari ad-server yang berbeda dari halaman tersebut.

Mesin-mesin javascript lawas tersebut pada umumnya jadi kedodoran ketika harus meng-handle aplikasi-aplikasi javascript kompleks dan berat yang menggunakan kekuatan web browser secara penuh, misalnya layanan Gmail atau layanan-layanan berbasis AJAX (Asynchronous Javascript And XML) lain.

V8 mengkompilasi kode-kode javascript dan mengelolanya dengan membangun hubungan class/object selama proses, tidak sekadar menerjemahkannya secara virtual seperti yang dilakukan mesin lain. Dengan kata lain V8 memperlakukan javascript layaknya bahasa pemrograman utuh. Selama ini javascript kerap mendapat ejekan sebagai "pinokio yang ingin jadi bocah beneran". Ketiadaan hubungan class dan objek membuat javascript tidak dianggap sebagai bahasa pemrograman, cuma bahasa client side scripting biasa untuk melayani kebutuhan-kebutuhan yang "sepele" di mata kakak-kakaknya yang mapan dari sononya macam C/C++, atau Java. Dengan membuatkan hubungan tersebut, V8 layaknya mengangkat derajat javascript, sehingga "sang pinokio" kini benar-benar kesampaian cita-citanya menjadi seorang bocah.

Proses yang dilakukan V8 itu secara signifikan mempengaruhi kecepatan browser, sehingga Google Chrome dapat berjalan sangat cepat terutama ketika merender situs-situs web AJAX berlabel "web 2.0". Klaim ini bukan ngecap. Anda akan segera melihat perbedaannya saat membandingkan langsung antara Chrome dengan browser lain seperti Firefox atau Opera, apalagi dengan Internet Explorer. Monggo dicoba.

Pengembangan mesin javascript V8 digarap oleh tim developer tersendiri yang berada di Denmark.

Gears
Google Chrome menambahkan fitur untuk web developer untuk keperluan membangun aplikasi-aplikasi web, lengkap disertai offline support. Gears mengadopsi beberapa fungsi standar HTML 5.0 untuk membantu developer mendesain aplikasi yang lebih cepat dan powerful.

Chrome UI

Antarmuka (user interface) alias bagian yang bersinggungan langsung dengan pengguna. Pada Google Chrome, tab adalah bagian primer dari user interface. Masing-masing tab mengerjakan bagian tugasnya sendiri dan tidak mempengaruhi kinerja tab lain.

Browser lain seperti Firefox (setidaknya hingga tulisan ini dibuat) hanya memfungsikan sistem tabbing untuk kebutuhan membuka beberapa halaman web sekaligus dalam satu browser. Apabila salah satu halaman web yang dibuka mengalami crash, terkena malware, atau mengalami situasi buruk lain, keseluruhan browser akan terpengaruh dan ikut meriang. Anda terpaksa harus menutup browser anda dengan risiko menutup pula halaman-halaman lain yang waras namun ikut kena getah hanya karena satu halaman/tab yang bikin rusuh.

Google Chrome beda. Chrome memperlakukan masing-masing tab layaknya aplikasi desktop tersendiri yang memiliki kontrol, proses, dan memori yang terpisah. Apabila satu tab mengalami masalah, anda cukup menutup tab itu saja dan masih dapat bekerja normal dengan tab-tab yang lain. Jika kita ibaratkan, sebuah web browser seperti keseluruhan tubuh manusia. Apabila kaki kanan terkena infeksi berat yang tidak tertolong lagi, penyelesaian yang paling masuk akal adalah cukup mengamputasi kaki kanan yang sakit tsumber : ini diaersebut, bukan malah membunuh si pasien.


Fitur-fitur keamanan browsing

Chrome secara kontinyu mendownload update list situs-situs berbahaya, satu untuk list situs-situs phising, dan lainnya untuk situs penginstall malware. Pengguna secara otomatis akan memperoleh peringatan ketika mereka hendak membuka situs yang berbahaya tersebut tanpa sengaja. Layanan ini juga tersedia untuk digunakan oleh pihak lain melalui public API yang bernama "Google Safe Browsing API".

Google Chrome juga menyediakan fitur browsing rahasia yang disebut Incognito - mirip dengan fitur "porn mode" pada Safari dan IE8 atau "private browsing" pada Mozilla Firefox. Layanan ini memungkinkan anda browsing tanpa meninggalkan jejak pada History ataupun menyimpan cookies dari situs yang dikunjungi. Cocok buat para pengakses situs mesum yang tidak ingin jejak browsingnya ketahuan istri mereka.

Namun perlu dingat: fitur Incognito tidak akan melindungi kerahasiaan anda dari monitoring perusahaan jasa internet tempat anda berlangganan akses internet atau pengawasan administrator IT di kantor anda jika anda mengakses melalui kantor. Fungsi Incognito cuma membuang jejak browsing di browser web anda. Tidak lebih.
sumber :  ini dia
sumber : http://manikintan1.blogspot.co.id/2016/01/mengenal-dan-bekerja-dengan-browser_87.html

0 komentar:

Posting Komentar

 

Panduan Belajar © 2008. Design By: SkinCorner